Jumat, 15 Juli 2011

HOLE DRILLER UM-460 (ALAT PEMBUAT LUBANG PUPUK)


1.    PENDAHULUAN
Pemupukan merupakan faktor yang amat penting dalam usaha untuk meningkatkan produksi tanaman kelapa sawit. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya biaya yang digunakan untuk pemupukan yang berkisar antara 40-60 % dari biaya pemeliharaan tanaman keseluruhan.
Dengan biaya yang sedemikian besar, pelaksanaan pemupukan memerlukan tingkat efisiensi yang tinggi sehingga tercapai peningkatan produksi yang menguntungkan secara ekonomis.
Di areal yang bertopografi bergelombang sampai curam dimana kemungkinan pupuk yang diberikan tercuci, pemupukan dilakukan dengan cara membenamkam pupuk ke dalam lubang coklak. Namun lubang coklak yang dibuat secara manual dinilai kurang efisien karena biaya tenaga kerja lebih mahal dibandingkan dengan efektifitas pemupukan dengan cara tersebut.
Sebagai alternatif, lubang coklak dibuat secara mekanis dengan alat yang disebut :      “HOLE DRILLER  UM-460” yang berkapasitas lebih tinggi dibandingkan dengan cara manual dan lebih efektif dibandingkan dengan penaburan secara manual.
Detail mengenai alat ini akan diuraikan dalam uraian berikut mulai cara pembuatan lubang, perhitungan ekonomis dan kesimpulan.

2.    CARA KERJA
Dengan menggunakan sumber daya dari mesin bor injeksi batang yang mata bornya telah dimodifikasi (lihat gambar pada lampiran), lubang pupuk dibuat 3 lubang per pokok pada jarak 1.5-2m dari pangkal pokok telah dicoba di areal TM 2003 dan TBM 2008 dengan hasil sebagai berikut :
Uraian
Tanaman Menghasilkan  Tahun Tanam 2003
Tanaman Belum Menghasilkan Tahun Tanam 2008
-       Kapasitas
23 Pokok
33 Pokok
-       Waktu
15 Menit
27 Menit
-       Hasil 5 jam efektif bekerja
460 pokok (3,5 ha)
366 pokok (2,8 ha)
-       Konsumsi Bahan Bakar
250 cc
300 cc
-       Kedalaman Lubang
15-20 cm
15-20 cm
-        Ѳ Lubang
12 cm
12 cm

Untuk menjaga daya tahan mesin bor sebaiknya setiap 30 menit bekerja  mesin diistirahatkan ± 10 menit.

3.    PERHITUNGAN EKONOMIS
Bila data-data sekunder adalah sebagai berikut :
·         Harga alat dan mesin                  : Rp 7.200.000/unit
·         Harga bahan bakar + pelumas    : Rp 5.500/liter
·         Upah                                             : Rp 75.000/HK
·         Extra Fooding                               : Rp 4.500/HK
·         Pemeliharaan                               : Rp 50.000/bulan
Maka akan diperoleh biaya per hektar di areal TM 2003 dan TBM 2008 adalah sebagai berikut :
Uraian
Tanaman Menghasilkan          Tahun Tanam 2003
Tanaman Belum Menghasilkan Tahun Tanam 2008
1.    Biaya penyusutan               (Umur ekonomis 3 tahun)
Rp 7.200.000:(3 thn x 12 bln/thn            x 3,5 ha/hk x 25 hk/bln) = Rp 2.286/ha
Rp 7.200.000:(3 thn x 12 bulan/bulan x 2,8 ha/hk x 25 hk/bln) = Rp 2.857/ha
2.    Biaya bahan bakar + pelumas
(Rp 5.500 : 3,5 ha/hk) x 0,25 liter/hk                 = Rp 393/ha
(Rp 5.500 : 2,8 ha/hk) x 0,3 liter/hk                    = Rp 589/ha
3.    Operator
Rp 75.000 : 3,5 ha = Rp 21.428/ha
Rp 75.000 : 2,8 ha = Rp 26.786/ha
4.    Extra fooding
Rp 4.500 : 3,5 ha = Rp1.286/ha
Rp 4.500 : 2,8 ha = Rp 1.607/ha
5.    Biaya pemeliharaan
Rp 50.000 : (25 hk x 3,5 ha)               = Rp 571/ha
Rp 50.000 : (25 hk x 2,8 ha)                      = Rp 714/ha
Total
= Rp 25.964/ha
= Rp 32.553/ha
Bila kapasitas membuat lubang dengan manual = 1 US/ha diperoleh perbandingan biaya sebagai berikut:
·         Dengan manual     = Rp 75.000/ha
·         Dengan mekanis    = Rp 25.964/ha (TM)
·         Dengan mekanis    = Rp 32.553/ha (TBM)

4.    KESIMPULAN
Hole Driller UM-460 untuk membuat lubang pupuk sangat cocok digunakan sebagai alternatif dalam pemupukan di areal bertopografi bergelombang sampai curam baik areal Tanaman Menghasilkan (TM) maupun Tanaman Belum Menghasilkan (TBM). Hal ini disebabkan :
·      Kualitas lubang yang dihasilkan lebih baik dibandingkan dengan cara manual
·      Kapasitas yang dihasilkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual
·      Dari hasil perhitungan ekonomis, penggunaan Hole Driller UM-360 lebih murah                                    (± 65,4 % di TM dan ± 56,6 % di TBM) dibandingkan dengan cara manual.
Dengan penyempurnaan mata bor kapasitas alat ini dapat lebih ditingkatkan lagi.  Dari H. Iman S